Muslimah dalam Politik Da’wah dan Da’wah Politik

Published Desember 25, 2008 by Anni Marliansyah

            Dalam surat Ali Imran ayat 104 dan 110 serta surat An Nisa ayat 124, secara tersirat disebutkan bahwa peran muslimah dalam dakwah adalah sebuah keniscayaan dan kebutuhan. Keberadaan muslimah merupakan salah satu indikasi keberhasilan (performance indicator) Dakwah. Muslimah merupakan salah satu sayap di antara “dua sayap” pesawat terbang dakwah di mana satu sayap lainnya adalah laki-laki. Pesawat terbang dakwah ini tidak akan terbang tinggi ke angkasa jika hanya mengandalkan satu sayap saja. Keikutsertaan dan kebersamaan muslim dan muslimah adalah suatu hal yang tak bisa dihindari.

            Politik dakwah bagi muslimah adalah sebuah hal yang penting. Politik dakwah dapat mengasah ketajaman intuisi, memberi pengayaan tsaqofah, meningkatkan kemampuan membaca peta da’wah (membuat SWOT), mempermudah untuk penyusunan strategi dan program, menghaluskan langkah dan bahasa da’wah, dan membuat muslimah cerdas untuk mengambil moment sejarah karena kesempatan emas tidak berulang dua kali.

            Saat muslimah sudah memiliki politik dakwah, maka dakwah dalam dunia politik juga merupakan hal yang tak kalah pentingnya. Dakwah politik merupakan simbol kesempurnaan ajaran Islam. Dakwah politik dapat membangun kesadaran untuk tercapainya pencerahan pemikiran, pemahaman, dan perilaku shalihat secara massif. Dakwah politik dapat mengokohkan ”basic paradigma” bahwa masa depan kebangkitan dan kekokohan peradaban dimulai dari rumah dan keluarga.

            Pada akhirnya, keberadaan muslimah dalam dakwah politik diharapkan dapat membangun dan menata massa mayoritas yang diam (the silence majority yaitu kaum muslimah). Serta bisa mengambil posisi tawar yang strategis untuk peran-peran politik (bicara akurat, cerdas, visioner, dan terukur).

***

 

Sebuah tulisan yang sangat bagus dari Ibu Wiwi. Saya hadiahkan untuk adik-adik (akhwat) pemegang tongkat estafet dakwah selanjutnya (di ranah siyasi). Semoga bisa menjadi motivasi untuk tetap istiqomah di ranah terjal lagi berbatu ini.

 

Akhirnya…

Published Oktober 30, 2008 by Anni Marliansyah

Waktu ujian Teknologi Ekofarming, Kamis 30 Oktober 2008, pukul 15.00-18.00 @ 9020.

Cling… (bunyi Nokia N-73 ku)

Si Sulung Gesa :

“Akhirnya setelah proses yang sangat panjang. Akhirnya bangsa Indonesia memiliki UU Pornografi, siang tadi telah resmi diundangkan…”

Si Bungsu Ridwan :

“Alhamdulillah telah sepuluh tahun akhirnya Indonesia punya UU Pornografi. Ini bukan akhir perjuangan kita. Ayoo smangat berjuang…”

Alhamdulillah, akhirnya…

ALLAHUAKBAR !!!

Melihat foto-foto…

Published Oktober 20, 2008 by Anni Marliansyah
Foto-foto waktu jaman muda@ Kampus…
Menatap Langit
Menatap Langit di atas kampus ITB
Turun ke Jalan

Turun ke Jalan

Sobat Bolang

Pake Jaket Bolang

Ibu Guru

Jadi Ibu Guru

Rapat

Rapat

Naik Gunung

Naik Gunung

Napak Tilas

Napak Tilas

Jalan-jalan ke UI

Jalan-jalan ke UI

Ketemu tokoh. Mana HNW nya?

Ketemu tokoh. Mana HNW nya?

Briefing...briefing...

Briefing...briefing...

Darma wanita Wira Kreasi Berkarya

Darma wanita Wira Kreasi Berkarya

Nge-Lap

Nge-Lap

Semua ada saatnya…

Published September 26, 2008 by Anni Marliansyah

Selamat kepada rekan-rekan yang telah menjalani Sidang Program Sarjana periode wisuda Oktober 2008 !!!

Barakallah, selamat menempuh kehidupan selanjutnya !

Menjadi batu bata yang lain dalam bangunan peradaban…

 

Teh Ninda (TL 2003) dan Teh Puput (TL 2003)

Dag dig dug banget waktu nungguin teteh-teteh seperjuanganku ini sidang  di Ruang Harun, Lt 2 Gedung TL Lama, di hari yang berbeda. . Alhamdulillah, setelah melewati kurang dari 2 jam sidang, mereka dinyatakan lulus. Barakallah ukhtiy! Aku tahu, kalian sudah menunggu lama untuk ini…

 Gilang Widyawisaksana HP (GD 2004)

Sodara tiri yang satu ini mendahului rekan-rekan sependeritaannya yang lain. Satu nasihat Gilang yang saya ingat satu hari setelah dia seminar, “Siapa yang menolong agama Allah, maka Allah pasti akan menolongnya”.

Hmm… terimakasih sudah menginternalisasikan kembali ayat-ayat itu bro’!

Alfian Nur Mahendra (FT 2004)

Nah, si Alfi (Ketua Tim Promotor Bolang) ini emang udah bisa lulus dari bulan Juli kemarin. Tapi gara-gara ikut pemilihan Mahasiswa Berprestasi, lulusnya jadi diundur. Barakallah ya Fi! Cepet-cepet selesein S2 dan S3 nya! Biar jadi ADKP (apaan itu?!). Tapi katanya sih mau balik ke Blora.

 Diah Ajeng Setiawati, Novi Nuryani, Elgia Melissa Kirana, dan semua teman-teman TL 2004 ku tersayang yang jumlahnya 36 orang.

Jumlah anak TL 2004 yang belum lulus berjumlah 66 orang… Smangat !!

Jadi ingat masa-masa 4 tahun-an yang lalu, hari pertama kuliah di GKU Barat Ruang 9133 (kuliah Kimia Dasar 1 A) sampai pada hari kuliah terakhir bulan Mei 2008 lalu (kuliah Pengelolaan Limbah Industri, tapi aku merelakan tidak bersama kalian di hari itu karena berangkat Aksi Menolak Pornografi dan Pornoaksi ke Jakarta…Padahal habis kuliah terakhir dengan menggunakan Dress Code Baju Pantai, langsung foto angkatan T_T)

Jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing…

Ingatlah hari ini…

Ikhwan dan Akhwat 2004 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Beberapa yang saya ingat : Yani Handayani FA 2004, Endah FA 2004, Tita Salafiyah FA 2004, Kartika Akbaria TI 2004, Jami TI 2004, Ilham Fathoni IF 2004, Aa Pian Nopiana TG 2004, Adek Satim TM 2004, dll

 

Sobat Bolang angkatan 2004 yang belum lulus:

Cegi dan Pipi yang entah dari jaman kapan udah mulai ngerjain TA. Cegi yang data TAnya diulang dan Pipi yang bakterinya udah pada jenggotan. Asalnya mau lulus Juli 2008, diundur jadi Oktober 2008. Pipi yang lagi mengusahakan bisa Maret 2009, dan Cegi yang lagi sakit dari Bulan Agustus dan masih terbaring di Rumah Sakit, jadi harus diundur lagi 1 semester. Jadi kita barengan Bulan Juli 2009 Ceg?

 Nisa, Kyky, dan Essa. Anak2 SITH yang juga kemungkinan besar lulus Maret 2009. Nisa yang ngerjain TA proyekan dosen sejak awal semester 8, Kyky yang akan segera mengamati Rusa di Pangandaran, dan Essa yang kemarin rajin beli zat kimia di Lab TL untuk TAnya.

 Army yang katanya target lulusnya dimajuin dari Juli 2009 jadi Maret 2009, tapi tanda-tandanya sih masih lama lulusnya. Peace my !!! Sibuk memulai bisnis dulu nampaknya.

 Bobby yang sedang mem-BoShan. Kalau ngikut aturan sih nemenin Bu Press sampai LPJ, kalau gitu berarti lulusnya Juli 2009 dong.

 Radit yang katanya lulus Juli 2009 juga gara-gara ngulang KP dan ganti topik TA.

 Aji, katanya mau lulus Maret 2009 juga.

 Jarwo, bos tim Kampanye Langsungya Bolang. Mau lulus kapan wo?

 Adis yang TAnya baru mulai dan topik TAnya hampir mirip dengan topik TAku. Mau lulus Maret 2009 katanya. Smangat Dis!

 Erqurani alias Ani BI berencana lulus Juli 2009. Ayo ukht, semangat ! Kan tanggal 09 bulan 09 tahun 09, dirimu sudah ada rencana besar ^_-

 Febi yang pingin lulus Maret 2009 juga. Gimana ukht, jadi? Barengan kita aja deh lulusnya ^_~

 Dhian yang sudah lama tak berbincang-bincang dari hati ke hati. Kalau engga salah, rencananya lulus Juli 2009 ya?! Amien.

 Kiki Djangko ku sayang. Dulu kita pernah janji lulus bareng, bisnis bareng, dan S2 bareng… Kiki ngga jadi lulus Maret . Jadinya lulus Juli 2009.

 Aku ?! InsyaAllah ikut wisuda periode Juli 2009 (nyantei Ki, aku engga akan ninggalin Kiki deh ^_^) Bukannya apa-apa, TAnya belum sempet dikerjain juga sampai sekarang. Peace !!!

Kata di Jalan Cinta!

Published September 15, 2008 by Anni Marliansyah

Satu kata cinta Bilal :

“Ahad!”

Dua kata cinta Sang Nabi :

“Selimuti aku..!”

Tiga kata cinta Ummu Sulaim :

“Islammu, itulah maharku!”

Empat kata cinta Abu Bakar :

“Ya Rasulullah, saya percaya..!”

Lima kata cinta Umar :

“Ya Rasulullah, ijinkan kupenggal lehernya!”

Hmm… Setiap pengukir sejarah memiliki caranya sendiri dalam mengekspresikan cinta. Begitu pun dengan orang-orang disekeliling kita atau mungkin juga dengan diri kita sendiri!

Bagaimana mencintai umat? Bagaimana mencintai bangsa dan tanah air? Bagaimana mencintai orang tua dan saudara? Atau mungkin, bagaimana mencintai orang terkasih? Semua dalam rangka mencintai Rabbnya.

(Inspirasi dari buku “Jalan Cinta Para Pejuang” karya Salim A. Fillah)

Lahir Bersama Masalah

Published September 9, 2008 by Anni Marliansyah

Kita lahir dan bersama kelahiran itu telah ada daftar masalah. Sebab hidup pada dasarnya adalah masalah itu sendiri. Kita tumbuh dan segalapertumbuhan psikologis, biologis, dan fisik kita senantiasa diiringi oleh masalah. Mulanya kita tak mengerti baik dan buruk, lalu tarikan kebaikan menebarkan rasa tentramnya, maka hati nurani kita mulai cita pada kebaikan. Tapi kita juga belajar bahwa memilih kebaikan selalu punya ongkos kelelahannya. Seiring dengan itu, tarikan keburukan juga datang menggoda…

 

 

Yang sedang merasakan bahwa hidup ini adalah masalah yang tak berujung, silakan baca selengkapnya tulisan yang mencerahkan ini di majalah Tarbawi edisi 186.

(?!!)

Published September 4, 2008 by Anni Marliansyah
@ Danau UI
@ Danau UI

Padang ilalang yang luas itu terhampar di sisi sebelah Timur dan Selatan mushola sebuah fakultas di kampus ini. Di ujung mata, garis horison yang tidak tegas memisahkan antara langit biru dan padang ilalang. Sunyi… Sepi… Kalau saja pengunjung mushola tidak bersuara cukup lantang, di tempatku duduk ini tidak akan terdengar suara apapun. Jalan raya dan lahan parkir fakultas pun berada cukup jauh dari sini sehingga tidak terdengar suara kendaraan bermotor. Sejenak kubayangkan tentang masa depanku di kampus ini sambil melepaskan pandangan ke arah padang ilalang itu. Masa depan yang sunyi, jauh dari keramaian. Sore menjelang. Saat bola keemasan hampir menyentuh batas horison danau, kembali kutemukan mimpi itu. Mimpi yang pernah tertunda dan akan segera aku raih!

 

 

 

 

Anni yang waktu itu lagi di UI

Menikmati Demokrasi

Published September 4, 2008 by Anni Marliansyah

Kembali membaca tulisan lama…

Menikmati Demokrasi

(Anis Matta)

Setiap individu dalam masyarakat demokrasi sama dengan individu yang lain. Semua sama-sama bebas dalam berpikir, berekspresi, bertindak, dan memilih jalan hidup. Tidak boleh ada rasa takut, tidak boleh ada tekanan, terutama dari militer. Tidak boleh. Kebebasan hanya dibatasi oleh kebebasan yang sama.

Fungsi negara hanyalah memfasilitasi untuk hidup bersama secara damai. Negara bertugas melindungi setiap individu dan setiap entitas untuk hidup dengan cara mereka. Dasar yang digunakan negara dalam bekerja adalah kesepakatan bersama antarwarga negara, sesuatu yang kemudian kita sebut dengan konstitusi, undang-undang atau hukum.

Padanan demokrasi dalam ekonomi adalah tuntutan pasar bebas. Di sini harus ada jaminan kebebasan bagi lalu lintas barang, jasa, dan manusia (sebagai apapun, termasuk sebagai tenaga kerja), tanpa batas teroterial, regulasi, atau nilai. Semua pergerakan itu semata-mata tunduk pada hukum supply and demand. Semua bentuk barang atau jasa harus bisa diperdagangkan, selama ada permintaan pasar.

Maka, semua orang menikmati demokrasi. Para kapitalis menikmati demokrasi karena inilah payung politik yang ke semua sudut pasar potensial. Para buruh juga menikmati demokrasi karenai inilah payung politik yang memberikan perlindungan hak-hak dan kebeasan bekerja. Kelompok minoritas dalam semua bentuknya, termasuk minoritas nilai (atau yang secara kasar kita sebut menyimpang), juga menikmati demokrasi karena hak hidup mereka terlindungi di sini.

Dakwah juga menikmati demokrasi karena di sini para da’i menemukan kebebasan untuk bertemu dan berinteraksi secara terbuka dan langsung dengan semua objek dakwah. Otoritariarisme dan kediktatoran membut dakwah tidak bisa bernafas lega. Di sana tidak ada tempat bagi ekspresi yang lepas.

Tapi keikmatan ini ada harganya. Terutama bagi dakwah. Kita memang bebas berdakwah, tapi para pelaku kemungkaran juga bebas melakukan kemungkaran. Yang berlaku di sini bukan hukum benar-salah, tapi hukum legalitas. Sesuatu itu harus legal, walaupun salah. Dan sesuatu yang benar tapi tidak legal adalah salah. Begitulah aturan main demokrasi. Karena itu, masyarakat demokrasi cenderung bersifat eufimistis, longgar, dan tidak mengikat.

Yang kemudian harus kita lakukan adalah bagaimana mengintegrasikan kebenaran dengan legalitas. Bagaimana membuat sesuatu yang salah dalam pandangan agama menjadi tidak legal dalam pandangan hukum positif. Secara terbalik, itu pulalah yang dilakukan para pelaku kejahatan. Para mafia narkoba harus mencuci uangnya agar bisa menjadi hak milik yang legal.

Maka, penetrasi kekuasaan dalam negara demokrasi harus dilakukan degan urutan-urutan begini. Pertama, menangkanlah wacana publik agar opini publik berpihak kepada kita. Inilah kemenangan pertama yang mengawali kemenangan-kemenangan selanjutnya. Kedua, formulasikan wacana itu ke dalam draft hukum untuk dimenangkan dalam wacana legislasi melalui lembaga legislatif. Kemenangan legislasi ini menjadi legitimasi bagi negara untuk mengeksekusinya. Ketiga, astikan bahwa para eksekutif pemerintah melaksanakan dan menerapkan hukum tersebut.

Jadi, itulah tiga pusat kekuasaan dalam negara demokrasi : wacana publik, legislasi, dan eksekusi. Pengadilan itu lembaga netral. Signifikan tapi tidak menetukan proses pembentukan struktur kehidupan masyarakat.

Demikianlah dakwah harus bekerja di era demokrasi Ada kebebasan yang kita nikmati bersama. Tapi, juga tersedia ”cara tersendiri” untuk mematikan kemungkaran dan melakukan penetrasi kekuasaan. Anggaplah ini sebuah seni yang harus dikuasai para politisi dakwah.

Tentang Sebuah Kekalahan…

Published Agustus 11, 2008 by Anni Marliansyah

Wuuuw, sejarah kembali terulang! Setelah kekalahan Army (yang telak) dan kekalahan BoLang (yang cuma 28 suara =p), kini bagiannya Trendi. Apa karena dibalik Trendi itu Army dan Gilang ?! (peace bro’ !! Bercanda doang ^_^)

Jadi membuka kembali buku Fikih Pergerakan karya Sayyid Quthb mengenai Perang Uhud yang sudah sempat dibaca 1 tahun yang lalu.

Pertama-tama menang, lalu kalah, kemudian menang lagi dengan kemenangan terbesar setelah menang dan kalah itu. Kemenangan pengetahuan yang jelas dan kemenangan visi yang terang tentang hakikat-hakikat yang dipaparkan dalam al-Qur’an; ketenangan emosi dalam menerima kebenaran hakikat-hakikat tersebut dengan ketenangan yang meyakinkan; penyeleksian jiwa; pemilahan barisan. Dan, setelah itu pembebasan barisan Islam dari banyak kerancuan persepsi, kesamaran nilai, dan benturan emosi. Karena, di sana ada penampakan ciri khas orang-orang munafik yang sangat kentara; kejelasan tanda-tanda kemunafikan dan tanda-tanda ketulusan, dalam perkataan dan perbuatan, serta dalam emosi dan perilaku; di sana ada kejelasan tuntutan-tuntutan iman, tuntutan-tuntutan dakwah kepada-Nya, dan pergerakan dengannya, persiapan dengan pemfokusan, persiapan dengan pengorganisasian, konsisitensi dalam ketaatan dan kepengikutan, tawakal hanya kepada Allah SWT, dalam setiap langkah di jalan ini, mengembalikan semua perkara kepada Allah; dalam kemenangan dan kekalahan, dalam kematian dan kehidupan, serta dalam semua perkara dan tujuan.

Hasil sangat besar yang diperoleh umat Islam dari kejadian-kejadian ini dan dari petunjuk-petunjuk Al-Qur’an sesuadah kejadian-kejadian ini adalah besar dan lebih berart i-tanpa bisa dibandingkan- dibandingkan hasil yang berupa kemenangan dan rampasan perang!

Umat Islam ketika itu sangat memerlukan hasil yang sangat besar itu… mereka seribu kali lebih butuh kepadanya daripada kepada hasil kemenangan perang dan rampasan perang…

 

Ya, ikhwahfillah, mungkin saat ini kita lebih membutuhkan kekalahan daripada kemenangan. Tidak perlu ragu dengan ketetapan yang telah diberikan oleh-Nya. Allahuakbar !!!

 

 

 

 

-masih dalam harapan tentang Bandung yang madani-

 

Anni Nuraeni (yang entah tinggal berapa saat lagi tinggal di Bandungnya…)

Arsitek Peradaban yang Keren !!

Published Agustus 11, 2008 by Anni Marliansyah

Sebuah tulisan apik dari President of Lebai alias Ustadz Anis Matta ^_^ hehe. Pertama kali baca tulisan ini 2,5 tahun yang lalu. Di sini digambarkan mengenai sebuah arsitek peradaban yang ada di satu belahan dunia yang elok, Timur Tengah. Dan indahnya tulisan tidak berkurang sedikitpun meski berkali-kali baca lho!

 

 

Berkhotbah tentang Perdamaian di Bukit Ini

(Anis Matta)

 

Di tengah lembah sahara yang dikelilingi oleh bukit dan gunung, di bawah kaki langit Maraj el-Zuhur yang mengucurkan salju dingin menggigit, tanpa atap yang membatasi jasad dengan hujan, tanpa mantel yang menghangatkan tubuh dari dingin yang seakan meremukkan tulang di sebelah selatan Lebanon, disitulah 415 warga Palestina, setelah diusir dari negeri dan tanah tumpah darah sendiri oleh bangsa yang tidak memiliki negara dan tanah air, menjalani hari-hari mereka.

Tanah yang tak bertuan itu kini mendapat kehormatan menerima tamu-tamu yang datang bertamu tanpa mereka kehendaki. Tamu-tamu yang datang dengan mata tertutup dan kaki tangan terikat. Tamu-tamu yang datang tanpa mereka tahu mengapa mereka harus datang selain karena mereka mengatakan “Rabbunallah”. Tamu-tamu yang datang dan meninggalkan anak, istri, sanak keluarga, tanah air, dan sebuah bangsa yang begitu nestapa. Tamu-tamu yang datang tanpa mereka tahu apa yang akan mereka makan dan apa yang akan mereka minum. Yah, mereka adalah tamu-tamu yang datang dari negeri persinggahan nabi-nabi, negeri yang diberkahi Allah dan yang di sekelilingnya, karena mereka diusir oleh sebuah bangsa yang pernah membangkang dan membunuh nabi-nabi, bangsa yang pernah dilaknat dan dijelamakan jadi monyet-monyet yang hina dina.

Barisan kemah-kemah itu nampak bagai lukisan indah terpajang begitu artistik dalam etalase hak-hak asasi manusia. Barisan kemah-kemah itu adalah kumpulan semut yang tak punya tempat dalam apa yang kita sebut tatanan dunia aru. Barisan kemah-kemaitu adalah domba-domba tak berdaya yang setiap saat dijerat serigala-serigala beringas dalam rimba peradaban manusia modern. Serulah mereka yang ada dalam barisan kemah-kemah itu, iringilah mereka menuju bukit di bawah kaki langit Maraj el-Zuhur, karena tiada tempat yang paling tepat menyampaikan khotbah tentang perdamaian umat manusia selain di sini, di bukit ini.

Menghilangkan Trauma Persepsi (edisi Tathahhur)

Published Juli 30, 2008 by Anni Marliansyah

Taujih KH. Hilmi Aminuddin

 

“Innallaha yuhibbu attawwabiina wa yuhibbul muthathahhirin”

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang selalu membersihkan diri.

 

Langkah pertama dalam meningkatkan kapasitas kepemimpinan adalah Tathahhur, dalam tanmiyah an-nukhbah qiyadiyah adalah harus selalu membersihkan diri (takhalus) dari trauma persepsi. Tathahhur ini sangat diperlukan, mengingat Indonesia adalah salah satu negeri Islam, atau negeri dunia ketiga, yang dalam sejarahnya pernah mengalami masa yang sangat panjang dalam penjajahan. Kadangkala kita terjebak oleh paradigma berpikir lama. Oleh karena itu, hal yang pertama harus dilakukan adalah membebaskan diri dari trauma persepsi akibat panjangnya penindasan, pengekangan, penderitaan, dan himpitan dalam segala sector-ekonomi, politik, sosial, budaya.

 

Ada tujuh trauma persepsi yang kita harus membersihkan diri darinya :

  1. Al’-uqdah al-inhizamiyah, yaitu trauma persepsi selalu kalah kalau bertarung.
  2. Al’-uqdah al-istihdafiyah, yaitu trauma persepsi yang merasa kalau kita ini jadi objek terus.
  3. Al’-uqdah almuamaratiyah, yaitu mentalitas merasa orang-orang lain sedang bersekongkol melawan kita.
  4. Al’-uqdah arraj’iyyah, yaitu trauma kalau kita ini terbelakang.
  5. Al’-uqdah salbiyah, yaitu trauma persepsi yang berpikiran selalu negatif.
  6. Al’-uqdah alkamaliyah, yaitu trauma persepsi yang cenderung perfectionist.
  7. Al’-uqdah attaba’iyyah, yaitu trauma persepsi dari orang-orang yag tidak mau kreatif, maunya mengikuti.

Udah jadi sampah kampus, bayar kuliahnya engga autodebet lagi…

Published Juli 28, 2008 by Anni Marliansyah

Hari ini, tanggal 28 Juli 2008, katanya sih hari terakhir bayar uang kuliah untuk angkatan 2004 ke atas….

Waah, untung aja waktu hari jum’at kemaren ada temen yang bilang… Kalo engga, aku engga akan tau kalo hari ini adalah hari terakhir bayar uang kuliah. Secara, aku paling engga suka lihat-lihat papan pengumuman di jurusan (dasar Anni!)

Yang beda dari biasanya, kali ini bayar uang kuliahnya engga secara Autodebet… Hiks. jadi nyadar kalo udah jadi SAMPAH KAMPUS sekarang… Fasilitas autodebet kan cuma sampai 4 tahun. Jadi yang lulusnya lebih dari 4 tahun harus bayar uang kuliah tunai. Ngantri gitu di bank BNI kampus… Biasanya tinggal transfer aja ato bisa jadi sudah ada saldo sebelumnya di rekening, jadi tinggal di autodebet aja ama ITB. Ya,,, namanya juga udah jadi sampah kampus ^_^

Setelah selesai syuro pagi tadi, langsung kulangkahkan kakiku menuju kampus. Eittt, untung engga kelupaan narik uang di ATM… Nariknya sejumlah uang SPP+SBPT seperti biasa. Oya, dari dulu kan aku kena jumlah SBPT maksimal gara-gara dulu Bapakku yang profesinya sebagai seorang Notaris & PPAT tidak punya slip gaji perbulan yang harus dimasukkan ke bagian keuangan ITB. Diig, waah,,, nih ATM isinya ditarik terus (he..eh). Jumlah yang ku ambil sebesar Rp 2.350.000,- (bayarnya full SPP+SBPT karena semester ini baru mau ngambil SKS TA. Kalo yang ngambil 0 SKS, SPPnya cuma setengahnya).

Meski dengan perasaan yang gimana gt… Gara-gara abis ngebobol ATM sendiri (hehehe), kulangkahkan kakiku menuju Bank BNI yang ada di dalam kampus. Kebetulan lewat jurusan.. jadi tertarik baca-baca papan pengumuman jg. Ya sudah, aku belok dulu ke arah papan pengumuman. Dan ternyata, ada kejutan waktu baca daftar SBPT semester ini! Alhamdulillah SPBPT ku semester ini berkurang banyak. Ah, Subhanallah. Dengan hati riang, kulanjutkan perjalananku menuju bank.

Allah Yang Maha Baik, terimaksih atas segala rizki yang kau berikan kepadaku, hingga hari ini aku masih bisa bayar uang kuliah meskipun sekarang udah engga ada yang ngebiayain uang kuliah lagi =)

Campus Center Barat ITB, 28 Juli 2008

Menuju Kemenangan Dakwah (1)…

Published Juli 27, 2008 by Anni Marliansyah

Tentang Pilwalkot lagi nih…

 

Ikhwahfillah, jadi teringat cerita seorang akhwat yang di kejar-kejar pendukung calon kompetitor di daerah Sukawarna saat Direct Selling… Yaa, ternyata setelah membaca-baca kembali taujih-taujih riayah, salah satu Tabi’at da’wah atau sunnatud-da’wah adalah bahwa da’wah tidak serta merta mendapatkan kemenangannya tanpa melalui proses pengujian terhadap para kader dan pendukungnya.

 

Ketetapan ini berlaku semenjak Nabi Nuh ‘alaihis-salam (sebagai nabi yang Allah swt utus setelah adanya kemusyrikan), sampai kepada nabi akhir zaman, nabi kita Muhammad saw. Dan akan terus berjalan sampai hari kiamat nanti, tanpa ada perubahan dan pergantian. Kita bisa mengingat kembali firman Allah sebagai berikut ini:

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS Al Baqarah: 214)

Mentalitas Bangsa Indonesia

Published Juli 26, 2008 by Anni Marliansyah

Beberapa hari terakhir ini, agenda Brigade Bandung 1 cukup padat… Cukup menguras tenaga dan konsentrasi. Salah satu kegiatannya adalah Direct Selling. Tak tanggung-tanggung, daerah yang dikunjungi pun adalah daerah-daerah pelosok Bandung yang belum pernah aku tahu sebelumnya (Si Anni orang Bandung bukan sih?!)

Bismillah,,, dengan niat berjihad, kami para Brigade Bandung 1 menyusuri dari rumah ke rumah wilayah-wilayah tersebut. Dan sebagian besar penduduk yang aku temui melontarkan kata-kata yang sama…

“Neng, amplopnya mana?! Biasanya kalo ngenalin calon kan ada amplopnya !! “

 

Dinggg!!!

Catatan Harian Bacharuddin Jusuf Habibie

Published Juli 19, 2008 by Anni Marliansyah

(dikutip dari “Detik-detik yang Menentukan”)

 

“Oh Tuhan, saya tidak bertanya mengapa, kenapa, dan bagaimana, semua ini dapat terjadi. Karena saya berkeyakinan bahwa semua ada artinya, yang sekarang saya belum memahami tetapi kelak saya ketahui. Jikalau saya diperkenankan memohonkan sesuatu, maka berilah saya kekuatan, kesabaran untuk menghadapi semuanya dengan tenang dan menyelesaikan semua persoalan demi kepentingan seluruh bangsa Indonesia dengan baik. Berilah saya petunjuk untuk mengambil jalan yang benar, sesuai kehendakmu. Ampunilah dosa saya.”

 

Sambil memanjatkan doa tersebut, saya dalam keadaan seperti dihipnotis tiba di Kuningan dan disambut oleh salah seorang Asisten Wakil Presiden, Jimly Asshiddiqie, yang mengantar saya ke pendopo. Di pendopo, saya tergeletak duduk beberapa menit dan seolah-olah dalam keadaan trance.

 

Kemudian saya masuk melalui ruang makan, di mana istri saya sedang membaca kitab suci Alquran. Di amar tidur, setelah mengambil wudhu dan melaksanakan shalat, saya mengucapkan doa yang sama seperti di dalam mobil. Doa tersebut berulang kali saya ucapkan dan berselingan dengan membaca Al-Faatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas.

 

Sekitar pukul 21.45, istri saya datang ke kamar tidur untuk menyampaikan bahwa di pendopo, semua Menko dan banyak menteri hadir. Istri saya bertanya, “Ada apa”. Saya jawab, “Saya panggil mereka”.

Medan Dakwah Akhwat Pasca Kampus

Published Juli 15, 2008 by Anni Marliansyah

Sedikit ilmu yang didapat waktu dauroh Pasca Kampus, bulan Juli 2008…

Medan Dakwah Akhwat Pasca Kampus :
1. Sebagai Istri dan Ibu
Ternyata, hal yang paling pertama diminta pertanggungjawaban oleh Allah dari seorang wanita adalah mengenai suami dan anak-anaknya. So, dua hal itu adalah kewajiban utama seorang wanita.
2. Sebagai Ibu Rumah Tangga / Ibu Pendidik
3. Sebagai penggerak / pengurus partai
4. Sebagai penggerak LSM / NGO
5. Sebagai PNS / unsure eksekutif
6. Sebagai anggota dewan / unsure legislative
7. Sebagai karyawan, wirausahawan, penggerak sector swasta

Waw, jadi mau pilih yang mana nih  ??

Dalam menjalani kehidupan pasca kampus nanti, peluang yang dimiliki adalah :
1. Interaksi lebih luas dengan objek dakwah kita, lebih dekat dengan masyarakat
2. Medan amal yang kian beragam
3. Kontribusi real dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat / problem umat
4. Interaksi yang lebih luas dengan komponen dan kader-kader dakwah

Tapi tantangannya juga banyak loh :
1. Tergantung medan amal yang dihadapi masing-masing individu.
2. Tantangan untuk bisa istiqomah dalam tarbiyah dan dakwah dihadapi dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas amal serta derajat ‘ubudiyah kita di hadapan Allah SWT
3. Tantangan untuk menjaga kewajiban / fardhu ‘ain kita sebagai wanita muslimah
Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda : “…dan wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya, dan dia bertanggungjawab terhadap mereka.” (HR Bukhari-Muslim)

Nah, tentang peran Sosial untuk ibu / istri yang tidak bekerja, seharusnya ada kesempatan yang lebih leluasa untuk berkiprah dalam beragam aktivitas / peran social, berkontribusi di lingkungan sekitar tempat tinggalnya, untuk membina lebih banyak kader dakwah, dan mengambil amanah-amanah dakwah secara structural.

Balada Bunga Melati

Published Juli 15, 2008 by Anni Marliansyah

“ Si Bobby lagi nungguin lemparan bunganya Oki nih,,, “ ucap Alfi sambil menunjuk ke arah Bobby
“Iya nih !” timpal Bobby dengan memegang tas ransel besarnya.
“Ya ampun” kata Cegi
“Eh, sekalian aja nyuri bunga melatinya Nana” timpalku
“Eh, bunga melatinya teh Arin aja saya bawa semua kemaren, saya simpan” aku Bobby
“Ya Ampun !!!” kata kami semua
“Eh, tapi kemaren aku pesen bunga melati kering punya Audry ke si Army, tapi engga dikasih !” celetuk Pipi

*** Maaf cerita selanjutnya (Yang seputar Sailor Moon) disensor.***